Sampaikanlah walau satu ayat Al-Qur'an Online

Jumat, 12 Desember 2008

Dien Wacanakan Poros Tengah Jilid II


Jakarta, Kamis (11/12)- Poros Tengah yang pernah dibuat oleh Mantan Ketua Muhammadiyah, Amien Rais, ingin dihidupkan kembali oleh Dien Syamsuddin yang kini menggantikan Amien Raissebagai Ketua PP Muhammadiyah. Dien menawarkan konsep poros tengah jilid II.


Wacana ini sekaligus mengajak partai-partai Islam untuk berkoalisi, memikirkan permasalahan bangsa secara bersama-sama, termasuk melakukan penyelamatan negara dari krisis ekonomi yang terjadi sekarang ini. Namun, ia membantah Poros Tengah ini untuk mengantarkan dirinya sebagai calon presiden 2009.

"Wacana ini bukan wadah untuk pencalonan saya sebagai capres atau cawapres," katanya kepada para wartawan di Jakarta, Kamis (11/12).

Din memberikan argumentasinya. Poros Tengah Jilid II ini tak lain untuk memberikan solusi, sekaligus menjawab persoalan banga. Selain itu, pertimbangan lainnya, amanat UU Pilpres yang mengatur syarat yang jauh lebih berat yaitu 25 persen suara atau 20 persen perolehan kursi di DPR.

"Partai Islam harus bersatu jika ingin mengajukan calon pilihan. Sampai saat ini tidak ada partai Islam yang bisa memenuhi kuota tersebut. Jalan satu-satunya adalah koalisi. Sudah ada dua pimpinan parpol yang hubungi saya dan setuju hal itu," Din Syamsuddin mengakui.

"Kekuatan politik Islam yang tersebar di banyak parpol hendaklah tidak menjadi faktor kelemahan. Kekuatan umat Islam pada ranah politik. Perlu diciptakan simpul lingkaran-lingkaran yang membuat ikatan kuat, khususnya pada persoalan strategis seperti masalah-masalah kebangsaan dan pemilihan presiden dan wapres," katanya.

Poros Tengah baru ini, tambah Din, selain akan membawa soliditas suara pemilih Muslim juga dapat menjaring dukungan pemilih lain. Khususnya swing voters yang jumlahnya diprediksi akan sangat banyak pada pemilu 2009. [Rahmad Hidayat - Persda Network (http://kompas.com/read/xml/2008/12/11/21101474/din.syamsuddin.wacanakan.poros.tengah.jilid.ii)].

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Kenapa wacana semacam itu musti timbul dari kalangan Muhammadiyah, bukankah masih banyak ormas islam lainnya? Yang pasti jika hanya sekadar wacana - why not!!!

Anonim mengatakan...

Tarik ulur yang tak pernah terselesaikan