Sampaikanlah walau satu ayat Al-Qur'an Online

Jumat, 12 Desember 2008

Aktivis Partai Sulit Bersaing dengan Pemodal di Partai

Surabaya, Kompas - Para pemodal telah mengalahkan aktivis partai dalam perebutan kedudukan di internal partai. demikian hal itu mengemuka dalam seminar "Parpol, Demokrasi dan Dominasi Modal" yang diselenggarakan oleh Komunitas Indonesia Untuk Demokrasi, Kamis (11/12). Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah: Budiman Sudjatmiko (PDIP), Mochtar Mas'oed (Pakar politik UGM) dan Ahmad Erani (Pengajar ilmu politik Unbraw).


Budiman menyampaikan bahwa sejak tahun 1999 pemodal menghambat naiknya aktivis partai murni di struktur partai. Selain pemodal kuat secara ekonomi, aktivis juga dikalahkan oleh pemilik modal yang unik. Dalam jajaran ini termasuk selebriti yang direkrut sebagai calon anggota legislatif. Tak hanya aktivis partai, aktivis gerakan massa juga tidak mudah untuk masuk ke partai, padahal mereka benar-benar bekerja di jalur politik.

Sedangkan Mochtar mengatakan terjadinya relasi antara partai dan pemodal akan menimbulkan hubungan yang tidak sehat antara partai dengan kadernya. Selama ini kader partai nyaris tidak bertanggungjawab terhadap berbagai kegiatan partai. Anggota tidak menyumbang iuran ke partai sebaliknya, partai partai tidak terlalu mengurus para kader yang ada karena pembiayaan partai dicari dari luar.
Kesemua ini disebabkan sistem ekonomi yang tdak demokratis. Asset bisa dihegemoni oleh sekelompok elite partai tanpa perlu melibatkan massa. Akibatnya elite tidak merasa perlu membina massa, ini merusak demokrasi.
Sehingga massa menjadi apatis dan siap menyumbangkan suaranya pada siapapun yang sanggup memberikan manfaat ekonomi bagi mereka. Karena massa tidak lebih sebagai pengumpul suara, Massa tidak pernah dianggap sebagai kelompok yang harus diperjuangkan kepentingannya.

Lain halnya dengan Ahmad Erani, menurut beliau, struktur politik dan ekonomi Indonesia saat ini masih mencerminkan otoritarianisme. Dalam struktur otoriter, elite partai memang sengaja memelihara saudagar untuk dapat membiayai kegiatan partainya. (sumber:koran kompas edisi Jum'at 12/12/2008).

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dewasa ini memang dapat dirasakan oleh kader-kader inti partai politik di Indonesia bahwasanya memang terdapat GAP yang nyata antara donatur dengan aktivis partai yang ujung-ujungnya bakalan merusak tatanan demokratisasi dalam internal partai dengan tergesernya kaum muda.