Dalam 'Apa Khabar Indonesia Pagi' (Senin, 5/01), terdapat upaya penggiringan opini secara halus oleh TV One, yaitu agar publik di Indonesia, termasuk umat muslim yang mengutuk serangan brutal dan keji Israel menjadi "memakluminya". Kenapa hal itu dilakukan TV One?.
Dalam Apa Kabar Indonesia Pagi Senin 5 Januari 2009, dengan halus Indriarto Priyadi dan terutama Grace Natalie mencoba menggiring opini pemirsa bahwa Israel "terpaksa" menyerang. Mereka berbincang bahwa Israel tak akan berhenti menyerang jika serangan roket Hamas tak dihentikan. Dalam sesi pertama dengan pengamat Bantarto Bandoro, pembicaraan berkutat pada Hamas yang memang mengganggu dan "memancing" serangan Israel dengan serangan roket ke negeri zionis itu.
Pengamat internasional CSIS itu juga menyebut bahwa perang akan berlangsung lama karena -tidak seperti agresi Israel ke Lebanon yang dipukul Hizbullah dan "ditengahi" pasukan PBB- Hamas menolak kehadiran pasukan perdamaian. Opini pemirsa pun tergiring kepada kesimpulan: Israel menyerang karena kesalahan Hamas dan serangan akan terus berlanjut karena Hamas dengan degil menolak campur tangan internasional PBB. Kerja tim yang baik antara Indriarto, Grace dan sang pengamat CSIS.
Menjelang sesi berikutnya, wawancara dengan KH. Ahmad Satori dari Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Indriarto membuka dengan menyebutkan seruan boikot produk "yang katanya" dari Amerika oleh beberapa kelompok (Muslim tentu saja). Ungkapan agak sinis ini kemudian ditimpali Grace, "padahal mereka suka menggunakan produk itu." Sebuah judgement bahwa kelompok Muslim yang menyerukan boikot produk Amerika sebenarnya justru pecinta produk itu.
Sekitar dua hari sebelumnya, dalam sebuah ilustrasi tentang sejarah konflik di Palestina, narator TV One menyebutkan bahwa tanah Palestina dikuasai Israel setelah gerilyawan Israel berhasil memaksa Inggris-yang diberi mandat oleh PBB- hengkang dari sana. Ini adalah kedustaan yang bodoh dan buta sejarah. Kenyataannya Inggris sejak 1917 memang berencana memberikan tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel oleh kelompok zionis Yahudi. Deklarasi Balfour dengan jelas membuktikan kedustaan ini.
Ada juga penayangan rekaman video dari pihak Israel yang mengebom sebuah masjid. Serangan keji yang menghancurkan rumah ibadah dan menewaskan jamaahnya ini dilakukan dengan alasan masjid menjadi gudang penyimpanan roket-roket Al-Qassam. Ada cuplikan menarik dalam video itu, setelah ledakan bom pertama ada ledakan kedua ( secondary explosion ) yang diberi tanda dan catatan oleh editor video Israel. Hal itulah yang diklaim sebagai "bukti" adanya roket di dalam masjid. Yang menggelitik, cuplikan itu selalu diulang-ulang oleh TV One dalam tayangan berita tentang serangan Israel.
Beberapa poin di atas menunjukkan adanya upaya penggiringan opini oleh TV One. Yaitu agar publik di Indonesia, termasuk umat Muslim, yang mengutuk serangan brutal dan keji Israel menjadi "memaklumi." Pertanyaannya, kenapa hal itu dilakukan TV One?
Jauh sebelumnya, Grace Natalie juga melakukan penggiringan opini dalam berita kasus terorisme Palembang. Grace, yang "meninjau" lokasi pesantren yang dituduh menjadi sarang dan tempat latihan tersangka teroris Palembang, melengkapi laporannya dengan ilustrasi bahwa pesantren itu "aneh" karena hanya memiliki sepuluh santri.
Kalau saja Grace seorang Muslim, atau rajin mengamati pesantren-pesantren kecil di pedesaan, niscaya ia akan menemukan pesantren (rintisan tentu saja) yang hanya memiliki lima, empat, tiga atau bahkan satu santri saja. Keheranan seorang Grace yang bukan Muslim dan tidak memahami dunia pesantren memang wajar. Namun komentar bodohnya bahwa hal itu “aneh” memberi bobot bagi penggiringan opini bahwa pesantren adalah sarang teroris.
Tapi terlepas dari hal tadi, Grace Natalie dan TV One memang hebat. Liputan mereka tentang kasus terorisme selalu berhasil mencapai level eksklusif. Saat para wartawan di Yogyakarta tak bisa mendekati rumah tempat Mbah alias Zarkasih ditangkap, Grace malah terlihat ada di mobil Densus 88 yang melakukan penangkapan. Tak heran jika dalam pemberitaan penangkapan tersangka teroris di Palembang pun Grace bisa masuk rumah salah satu tersangka dan memamerkan "temuannya," sebilah pedang samurai yang biasa dijajakan di kakilima. Tak begitu dahsyat, tapi lumayan, bisa menambah bobot penggiringan opini bahwa itu memang rumah teroris.
Bos Grace, Karni Ilyas, malah lebih hebat lagi. Pada saat penangkapan Amrozi, ia melaporkan langsung dari TKP, padahal posisinya waktu itu Pemred SCTV. Demikian juga saat penyerbuan di Batu yang berakhir dengan kematian Dr. Azahari, Karni yang waktu itu Pemred Anteve melaporkan langsung dari TKP. Di mana ada kasus terorisme besar yang terungkap, di situ pasti ada Karni Ilyas atau anak buahnya -salah satunya Grace Natalie. Hubungan Karni yang dekat dengan Komjen. Gories Mere membuatnya selalu mendapatkan liputan eksklusif tentang operasi Densus 88.
Jangan lupa juga bagaimana reporter TV One (waktu itu masih bernama Lativi) Alfito Deannova berhasil mengajak Ali Imron -terpidana seumur hidup kasus Bom Bali yang seharusnya meringkuk dalam penjara- jalan-jalan menapaktilasi lokasi persiapan dan pelaksanaan Bom Bali. Ali memang fenomenal, saat kawan-kawannya meringkuk dalam sel, ia malah bisa ngopi bareng Gories Mere di Kafe Starbucks yang di yakini salah sebuah usaha milik jaringan zionis internasional.
Ketika hal itu memicu kegemparan, Gories beralasan bahwa Ali dibon untuk mengungkap jaringan teroris. Ini masih masuk akal, Gories memang berwenang melakukan berbagai upaya dalam penyidikan. Namun bagaimana bisa TV One "mengebon" Ali yang napi untuk acara eksklusifnya? Lagi-lagi stasiun televisi yang sahamnya dimiliki oleh taipan media keturunan Yahudi Rupert Murdoch -melalui Star TV Group- ini memang hebat.
Okelah, bisa jadi Karni Ilyas berniat baik, memfasilitasi Polri dengan stasiun televisi tempatnya bekerja dalam kampanye pembentukan opini memerangi terorisme di Indonesia. Biarlah kelompok Muslim dan pesantren yang sempat menjadi sasaran kampanye itu marah dan sedih, toh mereka masih bisa membantah, ini negeri demokrasi tempat pendapat bebas diumbar kan?
Tapi sangat jahat kalau Hamas, Muslim Palestina dan bangsa terjajah itu kemudian dihalangi dari dukungan Muslim dan bangsa Indonesia. Yaitu dengan membentuk opini bahwa Israel tidak salah kalau menyerang mereka. Salah mereka sendiri melakukan perlawanan terus-menerus pada penjajah zionis yang jauh lebih kuat. Ini adalah kampanye terselubung mendukung kekejian zionisme.
So, kapan lagi kita sebagai umat muslim di Indonesia memberikan pernyataan dan sikap terhadap apa yang telah dilakukan oleh TV One Indonesia, yang telah dengan sengaja menggiring publik muslim di seluruh tanah air agar "memaklumi" agresi Israel di jalur Gaza dewasa ini. Boycot TV One Indonesia!!!
Dalam Apa Kabar Indonesia Pagi Senin 5 Januari 2009, dengan halus Indriarto Priyadi dan terutama Grace Natalie mencoba menggiring opini pemirsa bahwa Israel "terpaksa" menyerang. Mereka berbincang bahwa Israel tak akan berhenti menyerang jika serangan roket Hamas tak dihentikan. Dalam sesi pertama dengan pengamat Bantarto Bandoro, pembicaraan berkutat pada Hamas yang memang mengganggu dan "memancing" serangan Israel dengan serangan roket ke negeri zionis itu.
Pengamat internasional CSIS itu juga menyebut bahwa perang akan berlangsung lama karena -tidak seperti agresi Israel ke Lebanon yang dipukul Hizbullah dan "ditengahi" pasukan PBB- Hamas menolak kehadiran pasukan perdamaian. Opini pemirsa pun tergiring kepada kesimpulan: Israel menyerang karena kesalahan Hamas dan serangan akan terus berlanjut karena Hamas dengan degil menolak campur tangan internasional PBB. Kerja tim yang baik antara Indriarto, Grace dan sang pengamat CSIS.
Menjelang sesi berikutnya, wawancara dengan KH. Ahmad Satori dari Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Indriarto membuka dengan menyebutkan seruan boikot produk "yang katanya" dari Amerika oleh beberapa kelompok (Muslim tentu saja). Ungkapan agak sinis ini kemudian ditimpali Grace, "padahal mereka suka menggunakan produk itu." Sebuah judgement bahwa kelompok Muslim yang menyerukan boikot produk Amerika sebenarnya justru pecinta produk itu.
Sekitar dua hari sebelumnya, dalam sebuah ilustrasi tentang sejarah konflik di Palestina, narator TV One menyebutkan bahwa tanah Palestina dikuasai Israel setelah gerilyawan Israel berhasil memaksa Inggris-yang diberi mandat oleh PBB- hengkang dari sana. Ini adalah kedustaan yang bodoh dan buta sejarah. Kenyataannya Inggris sejak 1917 memang berencana memberikan tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel oleh kelompok zionis Yahudi. Deklarasi Balfour dengan jelas membuktikan kedustaan ini.
Ada juga penayangan rekaman video dari pihak Israel yang mengebom sebuah masjid. Serangan keji yang menghancurkan rumah ibadah dan menewaskan jamaahnya ini dilakukan dengan alasan masjid menjadi gudang penyimpanan roket-roket Al-Qassam. Ada cuplikan menarik dalam video itu, setelah ledakan bom pertama ada ledakan kedua ( secondary explosion ) yang diberi tanda dan catatan oleh editor video Israel. Hal itulah yang diklaim sebagai "bukti" adanya roket di dalam masjid. Yang menggelitik, cuplikan itu selalu diulang-ulang oleh TV One dalam tayangan berita tentang serangan Israel.
Beberapa poin di atas menunjukkan adanya upaya penggiringan opini oleh TV One. Yaitu agar publik di Indonesia, termasuk umat Muslim, yang mengutuk serangan brutal dan keji Israel menjadi "memaklumi." Pertanyaannya, kenapa hal itu dilakukan TV One?
Jauh sebelumnya, Grace Natalie juga melakukan penggiringan opini dalam berita kasus terorisme Palembang. Grace, yang "meninjau" lokasi pesantren yang dituduh menjadi sarang dan tempat latihan tersangka teroris Palembang, melengkapi laporannya dengan ilustrasi bahwa pesantren itu "aneh" karena hanya memiliki sepuluh santri.
Kalau saja Grace seorang Muslim, atau rajin mengamati pesantren-pesantren kecil di pedesaan, niscaya ia akan menemukan pesantren (rintisan tentu saja) yang hanya memiliki lima, empat, tiga atau bahkan satu santri saja. Keheranan seorang Grace yang bukan Muslim dan tidak memahami dunia pesantren memang wajar. Namun komentar bodohnya bahwa hal itu “aneh” memberi bobot bagi penggiringan opini bahwa pesantren adalah sarang teroris.
Tapi terlepas dari hal tadi, Grace Natalie dan TV One memang hebat. Liputan mereka tentang kasus terorisme selalu berhasil mencapai level eksklusif. Saat para wartawan di Yogyakarta tak bisa mendekati rumah tempat Mbah alias Zarkasih ditangkap, Grace malah terlihat ada di mobil Densus 88 yang melakukan penangkapan. Tak heran jika dalam pemberitaan penangkapan tersangka teroris di Palembang pun Grace bisa masuk rumah salah satu tersangka dan memamerkan "temuannya," sebilah pedang samurai yang biasa dijajakan di kakilima. Tak begitu dahsyat, tapi lumayan, bisa menambah bobot penggiringan opini bahwa itu memang rumah teroris.
Bos Grace, Karni Ilyas, malah lebih hebat lagi. Pada saat penangkapan Amrozi, ia melaporkan langsung dari TKP, padahal posisinya waktu itu Pemred SCTV. Demikian juga saat penyerbuan di Batu yang berakhir dengan kematian Dr. Azahari, Karni yang waktu itu Pemred Anteve melaporkan langsung dari TKP. Di mana ada kasus terorisme besar yang terungkap, di situ pasti ada Karni Ilyas atau anak buahnya -salah satunya Grace Natalie. Hubungan Karni yang dekat dengan Komjen. Gories Mere membuatnya selalu mendapatkan liputan eksklusif tentang operasi Densus 88.
Jangan lupa juga bagaimana reporter TV One (waktu itu masih bernama Lativi) Alfito Deannova berhasil mengajak Ali Imron -terpidana seumur hidup kasus Bom Bali yang seharusnya meringkuk dalam penjara- jalan-jalan menapaktilasi lokasi persiapan dan pelaksanaan Bom Bali. Ali memang fenomenal, saat kawan-kawannya meringkuk dalam sel, ia malah bisa ngopi bareng Gories Mere di Kafe Starbucks yang di yakini salah sebuah usaha milik jaringan zionis internasional.
Ketika hal itu memicu kegemparan, Gories beralasan bahwa Ali dibon untuk mengungkap jaringan teroris. Ini masih masuk akal, Gories memang berwenang melakukan berbagai upaya dalam penyidikan. Namun bagaimana bisa TV One "mengebon" Ali yang napi untuk acara eksklusifnya? Lagi-lagi stasiun televisi yang sahamnya dimiliki oleh taipan media keturunan Yahudi Rupert Murdoch -melalui Star TV Group- ini memang hebat.
Okelah, bisa jadi Karni Ilyas berniat baik, memfasilitasi Polri dengan stasiun televisi tempatnya bekerja dalam kampanye pembentukan opini memerangi terorisme di Indonesia. Biarlah kelompok Muslim dan pesantren yang sempat menjadi sasaran kampanye itu marah dan sedih, toh mereka masih bisa membantah, ini negeri demokrasi tempat pendapat bebas diumbar kan?
Tapi sangat jahat kalau Hamas, Muslim Palestina dan bangsa terjajah itu kemudian dihalangi dari dukungan Muslim dan bangsa Indonesia. Yaitu dengan membentuk opini bahwa Israel tidak salah kalau menyerang mereka. Salah mereka sendiri melakukan perlawanan terus-menerus pada penjajah zionis yang jauh lebih kuat. Ini adalah kampanye terselubung mendukung kekejian zionisme.
So, kapan lagi kita sebagai umat muslim di Indonesia memberikan pernyataan dan sikap terhadap apa yang telah dilakukan oleh TV One Indonesia, yang telah dengan sengaja menggiring publik muslim di seluruh tanah air agar "memaklumi" agresi Israel di jalur Gaza dewasa ini. Boycot TV One Indonesia!!!
(sumber http://www.muslimdaily.net/2009/01/05/Antara+Gaza%2C+Grace%2C+TV+One+dan+Karni+Ilyas+.html)
7 komentar:
Setuju setuju, boycot saja tv one.. Pantas saja, pemegang sahamnya YAHUDI, sedih aja liat stasiun TV Indonesia jadi alat propaganda Israel..
[Milis KAMMI] Re: Antara Gaza, Grace, Tv One dan Karni Ilyas
Setelah membaca beberapa komentar pada mailing list ini, kami sebagai
pemirsa TVONE merasa perlu memberikan komentar pribadi yang mungkin juga
mewakili jutaam pemirsa setia TVONE lainnya, komentar ini lebih mengenai
pemberitaan TVONE tentang tragedi yang sedang terjadi di Palestina :
1. TVONE satu-satunya Televisi yang secara konsisten terus
menyampaikan perkembangan berita yang sedang terjadi di Palestina,
menurut saya berita tentang palestina paling sering kita bisa saksikan
setiap hari melalui TVONE, bahkan sampai dengan dini hari dimana stasiun
TV lain enggan menghadirkan berita, TVONE tetap menyampaikan
perkembangan berita, termasuk peristiwa yang sedang terjadi di
Palestina.
2. TVONE paling akurat dalam menyampaikan berita tentang tragedi
palestina,ini terlihat dari akurasi beritanya mulai dari jumlah
korban, data-data kekejaman Israel dan lainnya,dibanding dengan apa yang
disampaikan oleh TV-TV Nasional lainnya.
3. TVONE sangat aktual dalam penyampaian berita tentang
Palestina, ini terlihat dari kecepatan berita yang disampaikan termasuk
oleh para reporternya yang langsung hadir di daerah perang dengan resiko
tinggi.
4. TVONE sangat berkomitmen untuk menghadirkan tayangan berita
terbaik ini terlihat dari kerjasamanya dengan salah satu stasiun Timur
Tengah yang terkenal obyektifitas dan kredibilitasnya dalam menyampaikan
berita yakni Al-jazeerah TV yang hadir secara kontinyu dan rutin
menyampaikan perkembangan peristiwa demi peristiwa yang sedang terjadi
di Palestina.
5. Saya mengikuti data dan berita tentang kepemilikan
Televisi-televisi Nasional, sehingga komentar bahwa Rupert Murdock turut
memiliki TVONE menurut saya sangat salah dan cenderung menjadi fitnah,
justru TVONE merupakan salah satu TV Nasional yang kepemilikannya
seratus persen ( 100 % ) milik pribumi putra Indonesia.
Demikian tanggapan saya sebagai pemirsa setia TVONE, kami merasa perlu
memberikan komentar ini agar TVONE tetap mempertahankan kredibilitas dan
komitmennya dalam menayangkan program-programnya dan tidak terpengaruh
oleh komentar MURAHAN tanpa data yang kuat sehingga cenderung menjadi
FITNAH.
Kami tetap menunggu kehadiran berita-berita TVONE�.Maju teruss
TVONE.
Bayu Taufik
Solidaritas Masyarakat Depok untuk Palestina
Saya adalah penentang serangan zionis Israel yang tidak berprikemanusiaan kepada Rakyat Palestina, apalagi banyak kematian anak-anak dan wanita.
Selama ini terus terang semua informasi yang saya dapat tentang krisis kemanusiaan dari Gaza saya dapatkan dari televisi TV One yang dimiliki oleh Abdul Latif ini. Sahamnya hampir 100%.
Bahakan saya kurang mendapat informasi dari media indonesia lain. Misalnya dari Metro TV yang miskin sekali memberitakan tentang Gaza.
TV Ini juga telah melakukan fasilitasi bagi penyaluran bantuan ke Gaza yang menghasilkan milyaran rupiah.
Mungkin pemberitaan yang agak kurang pas memang ada. Tetapi ini terkait dengan oknum penyiar tertentu saja.
Silahkan diamati kembali mengenai aktifitas televisi ini secara lebih baik. Jangan sampai memberikan penilai yang salah dan berburuk sangka.
Tetapi usaha Anda untuk terus mendukung Hammas dan Perjuangan Rakyat Palestina terus saya dukung.
Heri Hidayat Makmun
http://indonesianvoices.blogspot.com
http://indonesianvoices.com
saya pribadi juga kurang suka dengan penyiar2 tersebut, buat saya mereka emang kelihatan kurang profesional, kelihatan dari cara mereka bicara selalu diarahkan untuk menggiring pemirsa, oleh karena itu jangan pemirsa terbodohi oleh giringan mereka, anggap aja orang culun/bodoh yang lagi membacakan/beri berita tapi materi infonya memang cukup bagus. tugas kita adalah mencermati bersama bukan hanya terhadap tvone tapi juga termasuk media2 lainnya mana sebagai alat propaganda murahan, mudah-mudahan mereka sadar bahwa tugas mereka memperbaiki bangsa bukan menyulut permusuhan
Saya setuju BOIKOT TVONE dalam acara debat selalu provokatif terkadang juga gerah.
ya setuju TV one juga berulang ulang menyiarkan pemakaman para teroris.seperti trio bomber bali dan berulang ulang menyiarkan kegiatan militan/latihan militer al qaeda membuat provokasi para radikal,bertambah tambah.
saya sangsi akan kompetensi si Karni, tu tvOne kan punya bakri , dia digaji gede sama anak bakri. anda bisa saksikan berita tentang lumpur sidoarjo hilang begitu saja ditelan aca gosipnya si karni yang gak sadar idealismenya udah dibeli. setali tiga uang juga dengan metro TV (punya bos nasional demokrat surya paloh), nyerang SBY terus, ini kedua stasiun TV layak di boikot. acaranya banyak politik busuk terus. saran saya kalian punya lah sense of belonging terhadap presiden kalian. gimana dia mau kerja kalau kalian recokin, untung kalian di zaman SBY coba aja kalau di jaman Suharto kalian pasti udah dikarungin. Anjing!!!!!!!!!!!!!!!!Setan, BAbi KApitalis, Jahanam, kalau aku jadi Izroil, kalian target utamaku untuk ku cabut nyawa kalian
Posting Komentar