Sampaikanlah walau satu ayat Al-Qur'an Online

Senin, 24 November 2008

Ormas Islam: Kami Bukan Teroris!!!

Menjelang dan sesudah eksekusi terhadap trio bomber Bali I Amrozi cs, umat islam seperti terbelah. Sebagian mendukung dan mempahlawankan mereka, sebagian lagi mengutuk aksi bom yang menewaskan 202 orang tersebut pada 2002.


Untuk menghindari kesan adanya dukungan terhadap aksi terorisme, beberapa ormas Islam menggelar jumpa pers 'We Are Not Terrorist', di Hotel Four Season Jakarta, Senin (24/11). Hadir perwakilan dari PBNU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Al-Ittihadiyah, dan Yeh Hum Nahoon Foundation dari Pakistan.

"Kita ingin menyampaikan bahwa tindakan terorisme tidak bisa ditoleransi karena Islam menopang keyakinan yang mengajarkan hidup secara damai," ucap Direktur majalah Sabili Lutfi A Tamimi yang membacakan pernyataan sikap.

Lutfi menjelaskan, nilai-nilai dalam ajaran islam bisa menjadi rujukan bagi masyarakat di belahan dunia mana pun. Islam juga membangun pengertian yang lebih baik di kalangan muslim maupun non muslim.

"Islam tidak akan menyetujui tindakan kekerasan apa pun karena Islam mengedepankan perdamaian dan sikap santun," tegasnya.

Sementara Ketua PP Al Irsyad KH Abdullah Jaidy menyebutkan, gerakan terorisme muncul pasca perang teluk yang menyebar ke berbagai wilayah termasuk ke Indonesia.

Dia menilai aksi bom bali yang dilakukan Amrozi cs merupakan tindakan personal yang tidak ada kaitannya dengan Islam. "Karena kekerasan dalam bentuk apa pun, tidak ada pembenarannya oleh agama apa pun. Untuk itu, kita sebagai ormas-ormas Islam harus meluruskan pemahaman itu ke dalam. Memberikan ajaran-ajaran ke masyarakat bahwa Islam menolak segala tindakan teror," paparnya.

Abdullah meminta, umat Islam mengedepankan sikap yang mencerminkan akhlak dan sopan santun serta toleransi terhadap perbedaan apa pun. "Islam tidak bisa dikategorikan sebagai teroris oleh barat. Karena tindakan kekerasan atau teror tidak hanya lahir dari agama. Tapi bisa jadi oleh peristiwa-peristiwa politik yang dilatarbelakangi oleh kekecewaan sehingga timbul kekerasan," tandasnya. [Edi Junaedi (dil)].

Tidak ada komentar: