Akhirnya pemerintah merealisasikan program Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) tahap pertama di 10 kota besar di Indonesia.
Meski menghadapi berbagai kritik, saran bahkan demo namun hal itu telah menjadi keputusan pemerintah guna mendukung program kenaikan BBM yang rencananya pada awal Juni tahun ini.
di Kabupaten Klaten, program bantuan semacam itu bukan merupakan hal baru karena di wilayah ini telah kenyang dengan pengalaman-pengalaman serupa dalam dua tahun terakhir ini.
Semenjak musibah nasional berupa gempabumi melanda kawasan ini, terdapat berbagai program Bantuan kepada rakyat mulai Program Lauk Pauk, Pakaian, Alat Masak, RR, JRF, dls.
Hasilnya, telah kita saksikan sendiri :
Program Lauk Pauk, Pakaian & Peralatan Masak harus sesuai dengan formulir F-1, yang ternyata didalamnya tidak sedikit warga yang TIDAK tercantum di dalamnya (padahal mereka memiliki KTP maupun KK resmi) dan realisasinyapun HANYA 1 kali, Rp. 100.000,-. Meski ada khabar yang menginformasikan seharusnya lebih dari sekali.
Program Rekonstruksi & Rehabilitasi Rumah yang terbagi atas rusak ringan, sedang dan berat, Banyak warga yang tidak mendapat kompensasi, terutama yang mengalami rusak ringan dan sedang, kembali alasan klise yang diharuskan sesuai dengan F-1 yang tidak berubah walau telah diajukan perubahan data.
Justru motor, mobil dan rumah dari oknum-oknumlah yang terlihat baru dan dibangun di dalam kehidupan nyata di kabupaten Klaten tercinta ini.
Memang tidak timbul chaos ditingkat horizontal namun yang lebih utama dari itu semua adalah rusaknya sendi-sendi dan nilai-nilai sosial di masyarakat kabupaten Klaten.
Entah dengan logika & pemikiran yang bagaimana, PT. Pos & Giro menerbitkan kartu BLT sementara data mengenai penduduk miskin hingga Mei 2008 sama sekali BELUM dimutakhirkan datanya oleh pihak yang berwenang, yaitu Badan Pusat Statistik ( BPS ) yang menurut rencana baru akan dilakukan bulan september 2008.
Itulah potret buram dari negeri tercinta, Indonesia
Negeri yang DIJAJAH oleh birokrasinya sendiri
Na'udzubillah min dzalik
Meski menghadapi berbagai kritik, saran bahkan demo namun hal itu telah menjadi keputusan pemerintah guna mendukung program kenaikan BBM yang rencananya pada awal Juni tahun ini.
di Kabupaten Klaten, program bantuan semacam itu bukan merupakan hal baru karena di wilayah ini telah kenyang dengan pengalaman-pengalaman serupa dalam dua tahun terakhir ini.
Semenjak musibah nasional berupa gempabumi melanda kawasan ini, terdapat berbagai program Bantuan kepada rakyat mulai Program Lauk Pauk, Pakaian, Alat Masak, RR, JRF, dls.
Hasilnya, telah kita saksikan sendiri :
Program Lauk Pauk, Pakaian & Peralatan Masak harus sesuai dengan formulir F-1, yang ternyata didalamnya tidak sedikit warga yang TIDAK tercantum di dalamnya (padahal mereka memiliki KTP maupun KK resmi) dan realisasinyapun HANYA 1 kali, Rp. 100.000,-. Meski ada khabar yang menginformasikan seharusnya lebih dari sekali.
Program Rekonstruksi & Rehabilitasi Rumah yang terbagi atas rusak ringan, sedang dan berat, Banyak warga yang tidak mendapat kompensasi, terutama yang mengalami rusak ringan dan sedang, kembali alasan klise yang diharuskan sesuai dengan F-1 yang tidak berubah walau telah diajukan perubahan data.
Justru motor, mobil dan rumah dari oknum-oknumlah yang terlihat baru dan dibangun di dalam kehidupan nyata di kabupaten Klaten tercinta ini.
Memang tidak timbul chaos ditingkat horizontal namun yang lebih utama dari itu semua adalah rusaknya sendi-sendi dan nilai-nilai sosial di masyarakat kabupaten Klaten.
Entah dengan logika & pemikiran yang bagaimana, PT. Pos & Giro menerbitkan kartu BLT sementara data mengenai penduduk miskin hingga Mei 2008 sama sekali BELUM dimutakhirkan datanya oleh pihak yang berwenang, yaitu Badan Pusat Statistik ( BPS ) yang menurut rencana baru akan dilakukan bulan september 2008.
Negeri yang DIJAJAH oleh birokrasinya sendiri
Na'udzubillah min dzalik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar