Sampaikanlah walau satu ayat Al-Qur'an Online

Rabu, 15 Juli 2009

Masuk SMA Bayar Uang Gedung Rp.8 Juta?


Depok - Biaya pendaftaran siswa baru (PSB) sejumlah sekolah menengah negeri atas Depok, Jawa Barat mencapai Rp 8 juta per siswa. Pihak sekolah beralasan, biaya tersebut untuk pembangunan dan standar internasional. Orangtua siswa bahkan diminta membayar uang sekolah sebesar Rp 450.000 per bulan.


SMA negeri yang memungut biaya mahal tersebut adalah SMA Negeri 1 di Jalan Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas dan SMA Negeri 2 di Kecamatan Sukma Jaya, Kota Depok.

Nurlinda Siahaan (36), warga RT 007 RW 05 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok, salah satu orangtua mengatakan, ia terpaksa membatalkan pendaftaran sekolah anaknya, Sinta (15), di SMAN 1. Hal itu dilakukannya, karena tidak sanggup bila harus membayar uang pembangunan Rp 8 juta dan uang sekolah Rp 450 ribu per bulan.

"Saya tidak sanggup bila harus membayar uang pembangunan sebesar itu, kendati nilai rata-rata anak saya melampaui syarat minimal nilai rata-rata untuk masuk ke SMA itu, yaitu sebesar 7. Sementara itu, Nilai Ebtanas Murni (NEM) anak saya sebesar 33,60. Adapun nilai rata-ratanya mulai dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP sebesar 8," ujarnya di Depok, Rabu (1/7).

Nurlinda berharap anaknya masuk ke SMA Negeri 1 karena letaknya relatif dekat dengan rumah daripada didaftarkan ke SMA negeri lainnya. Dia pun mendengar SMA Negeri 1 merupakan sekolah berstandar internasional. Namun, Nurlinda kecewa setelah memenuhi undangan wawancara pihak sekolah. Dia diminta membayar uang pembangunan Rp 8 juta. Jika kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai, pihak sekolah hanya menetapkan uang pembangunan sebesar Rp 6 juta. Sementara uang sekolah setiap bulannya Rp 450.000


Memutus Harapan

Sesungguhnya, Nurlinda berharap di SMA Negeri 1 Kota Depok tersedia kelas reguler. Tapi, pihak sekolah menerangkan bahwa SMA Negeri 1 merupakan sekolah yang mulai dipersiapkan sebagai sekolah berstandar internasional. Ia menyayangkan kebijakan ini, karena menghalangi harapan anaknya untuk bersekolah di situ.

"Semestinya di sekolah itu, tersedia kelas reguler yang biayanya lebih ringan. Saya sangat kecewa tidak bisa menyekolahkan anak ke SMA Negeri 1. Dari sisi kepandaian, saya yakin anak saya mampu bersekolah di situ. Tapi, apa daya kondisi ekonomi orangtuanya jauh dari mampu," ujar Nurlinda yang akhirnya mendaftarkan anaknya ke SMA Negeri 4 Kota Depok.

Keluhan serupa dilontarkan Mira Hardina (39), warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Cimanggis. Anaknya berharap melanjutkan ke SMA Negeri 2 Kota Depok. Tapi, karena sekolah itu merupakan sekolah berstandar internasional, pihak sekolah meminta uang pembangunan sebesar Rp 8 juta.

"Ya, terpaksa saya carikan ke SMA negeri lainnya yang bukan berstandar internasional. Selain biayanya lebih ringan, sesuai kondisi ekonomi orangtuanya, yang terpenting anak saya tetap bersekolah," ucap Mira, yang ditemui terpisah.

Penerimaan siswa baru ke SMP negeri dan SMA negeri di Kota Depok, saat ini, memasuki hari ketiga. Pengumuman penerimaan juga bisa dilihat di Kantor Dinas Pendidikan Kota Depok. Pengamatan di sana, kemarin, banyak orangtua kebingungan karena nama anak mereka tidak muncul di salah satu sekolah yang dipilih.

"Pak, nama anak saya kok belum muncul di salah satu SMA yang dipilih," ujar orangtua siswa bernama Nurcahyo lulusan SMP Tugu, ke petugas di Dinas Pendidikan. Orangtua Nurcahyo salah satu dari sekian banyak orangtua yang mendatangi kantor Dinas Pendidikan.

Nurcahyo didaftarkan ke SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 5 Kota Depok. Ibunya telah memantau pengumuman penerimaan ke SMA itu sejak Selasa (30/6). Dari hasil pemantauannya hari itu, nama Nurcahyo belum muncul. Petugas setempat menerangkan kemungkinan nama anaknya muncul pada hari Rabu (1/7). Tapi, ketika dia kembali lagi pada Rabu siang, di lembar pengumuman siswa yang diterima di SMAN 4 dan SMAN 5 tidak juga didapati nama Nurcahyo.

"Saya bingung karena yang diterima justru NEM-nya di bawah anak saya. Sedangkan, NEM Nurcahyo sebesar 3," tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Ety Suryahati mengatakan, besarnya uang pembangunan sekolah bertaraf internasional merupakan kebijakan dari Departemen Pendidikan Nasional. [W-5]

Sumber:
http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1246583049&archive=&start_from=&ucat=1&

1 komentar:

Nikadabra mengatakan...

mengerikaaaaaan!