Partai Keadilan Sejahtera menilai Din Syamsuddin sebagai politisi muda yang berpikiran kuno. Pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu bahwa partai politik berbasis massa Islam sebaiknya dibubarkan saja, juga dinilai sebagai pemikiran yang tak berdasar.
"Ada kekeliruan dari pernyataan Pak Din. Dia temasuk orang yang mewarisi pikiran lama yang memandang seolah-olah kita antaragama bersitegang dan tidak menyatu, seolah-olah partai menjual agama," ketus Wasekjen PKS Fahry Hamzah kepada INILAH.COM usai diskusi bertopik 'Poros Tengah Jilid II' di Warung Daun, Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (17/1).
Ditegaskan dia, PKS sebagai salah satu partai berbasis Islam di Indonesia selama ini tidak pernah menjual agama dalam kampanyenya, melainkan ide. Itu sebabnya PKS menilai Poros Tengah II tidak bisa terjadi.
"PKS itu berkoalisi dengan partai apapun, walaupun beda agama. Karena demokrasi adalah seni dengan segala kemungkinan yang akan terjadi," ujar Fahry.
Menurutnya, penyebab kegagalan partai berbasis Islam dalam berpolitik dewasa ini karena mempertahankan pola konfigurasi kelompok kelas-kelas yang sebetulnya merupakan warisan zaman yang tidak baik.
Saat ini, jelas dia, PKS sedang mencoba melihat landscape yang lebih jujur dan tulus pada peta politik yang berkembang. Yakni, dikotomi Islam-Nasionalis haruslah berakhir.
"Menurut saya reputasi agama saat ini cukup rendah. Orang melihat, bila agama nempel di partai, nanti partainya busuk. Kami sangat sensitif kepada kecurigaan orang terhadap partai berbasis Islam. Jadi, kenapa agama yang disalahkan?" tukasnya. [mut/sss]
(sumber: http://pemilu.inilah.com/berita/2009/01/17/76680/pks--din-syamsuddin-kuno/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar