Sampaikanlah walau satu ayat Al-Qur'an Online

Selasa, 02 Februari 2010

Kenaikan Tarif Listrik Ancam Rakyat


INILAH.COM, Jakarta – Meski data inflasi Januari cukup terkendali, ada kekhawatiran tingkat inflasi akan tinggi pada semester kedua 2010. Hal ini dipicu naiknya tarif dasar listrik (TDL), menyusul tren penguatan harga minyak mentah dunia.


Pengamat ekonomi Standard Chartered Fauzi Ikhsan mengungkapkan, tingkat inflasi saat ini sudah dapat diprediksi sebelumnya. Hal ini mengingat tidak adanya kenaikan harga TDL dan BBM yang berkontribusi signifikan terhadap tingkat inflasi. “Lihat saja harga komoditas dunia yang mulai melemah dua pekan terkahir,” katanya pada Senin (1/2).

Menurutnya, harga minyak saat ini turun ke US$74 dari sebelumnya US$80 per barel. Namun, akhir tahun nanti, ia memprediksikan harga emas hitam ini dapat naik ke US$90 per barel. “Kondisi ini akan memicu kenaikan inflasi. Pasalnya, dengan kenaikan harga minyak, pemerintah pun harus menaikkkan BBM dan TDL,” paparnya.

Namun, Fauzi meyakini bahwa kenaikan TDL belum akan terjadi hingga Juni 2010. Ia memperkirakan naiknya TDL akan terjadi pada paruh kedua 2010. “Semester pertama belum ada kenaikan, tapi saya kira semester kedua akan ada terjadi kenaikan harga,” ujarnya.

Hal ini menegaskan pernyataan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM Jacobus Purwono tentang rencana kenaikan TDL tahun ini. Besaran kenaikan TDL itu sudah ditetapkan maksimal 15%, tetapi bukan secara keseluruhan.

"Kenaikan TDL ini memang akan dilakukan pada 2010, tetapi melihat kondisi masyarakat, baik sosial, politik, dan lainnya," ujarnya, baru-baru ini.

Purwono mengatakan, rencana kenaikan TDL yang sudah disiapkan sejak akhir 2009, bertujuan mengurangi beban subsidi kelistrikan 2010 sebesar Rp37,8 triliun. Bahkan, pemerintah berencana menghapuskan subsidi bagi pelanggan golongan mampu di atas 6.600 volt ampere (VA).

Namun, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengatakan, pemerintah tidak akan menaikkan TDL dalam waktu dekat. Hal ini mengingat daya beli sebagian masyarakat yang terbatas.

Menurutnya, pemerintah saat ini masih fokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas kehandalan pasokan listrik untuk masyarakat. “Selain itu, pemerintah juga sedang mengggodok program subsidi agar tepat sasaran dan prorakyat,” paparnya di Jakarta, Senin (1/2).

Lelbih lanjut ia memaparkan, pemerintah saat ini tengah menyelesaikan berbagai tahap finalisasi sejumlah pembangkit listrik baru sebagai upaya meningkatkan kualitas listrik masyarakat.

Salah satunya adalah PLTU Banten dan Labuhan Angin yang baru diresmikan Presiden beberapa waktu lalu. PLTU ini akan menambah pasokan listrik nasional hingga 530 MW. “Hal-hal seperti penambahan cadangan seperti ini yang akan terus ditingkatkan," pungkasnya.

Terkait kenaikan TDL, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku tidak tahu menahu. Pasalnya, kebijakan kenaikan TDL itu sepenuhnya dikeluarkan pemerintah. "Kalau TDL tidak naik, tentunya subsidi akan bertambah. Begitu juga sebaliknya. Jadi, TDL tidak ada hubungannya dengan PLN," tutur Dirut PLN Dahlan Iskan.

Menurutnya, wacana kenaikan TDL itu tidak akan mempengaruhi rencana dan program PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional. “Kita akan tetap fokus terhadap pemenuhan kebutuhan listrik nasional, terutama menambah alokasi pasokan di berbagai daerah di luar Jawa,” pungkasnya. [mdr]

sumber:
http://inilah.com/news/read/ekonomi/2010/02/02/319792/kenaikan-tarif-listrik-ancaman-inflasi/